Desa Parakansalak Terkepung Sampah: Diduga Pemerintah Desa Lebih Sibuk Berwacana daripada Bekerja

Poto: Acara musyawarah terkait penanganan sampah di desa Parakansalak

Sukabumi.SF.info-Persoalan tumpukan sampah di Desa Parakansalak, Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi, kian memprihatinkan. Dua titik lokasi, yakni di Kampung Cisarandi RT 01 RW 01 dan Kampung Sukarame RT 04 RW 05, kini berubah menjadi tempat pembuangan yang tidak hanya merusak pemandangan, tapi juga menimbulkan kekhawatiran akan dampak lingkungan dan kesehatan.

Sudah berbulan-bulan, sampah menumpuk tanpa pengelolaan yang jelas. Ironisnya, pemerintah desa diketahui telah melakukan musyawarah bersama warga dan tokoh masyarakat beberapa hari lalu. Bahkan, pertemuan itu dihadiri langsung oleh Kepala Desa Parakansalak dan Sekretaris Kecamatan (Sekmat) Parakansalak. Namun, hingga saat ini, warga belum melihat satu pun langkah konkret dari hasil musyawarah tersebut.

Salah seorang warga Kampung, yang enggan disebutkan namanya, membenarkan adanya rapat tersebut. Ia menjelaskan bahwa dalam pertemuan itu sempat dibahas rencana mengangkut sampah menggunakan truk dan mencarikan lokasi pengelolaan sampah yang lebih layak. Namun sayangnya, rencana itu hanya berhenti di meja pembahasan.

“Iya, waktu itu diundang ke desa, ada ibu kepala desa dan juga dari kecamatan. Katanya mau diangkut dulu pakai truk dan nanti dicari tempat baru buat pengelolaan. Tapi sampai sekarang belum ada tindakan apa-apa. Kita lihat saja ke depan seperti apa. Yang jelas, warga sudah resah,” ujar warga tersebut.Senin (5/5/2025)

Kondisi ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai komitmen dan kapasitas pemerintahan desa dalam menanggulangi isu lingkungan yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat. Apakah musyawarah yang digelar hanya menjadi ajang formalitas demi meredam kegelisahan sementara? Ataukah benar-benar ada itikad untuk mencari solusi?

Fenomena ini mencerminkan persoalan klasik birokrasi di tingkat akar rumput: banyak wacana, minim aksi. Ketika rakyat sudah mulai bersuara, pemerintah seharusnya bukan hanya mendengarkan, tapi juga bertindak cepat dan tepat. Lingkungan yang sehat adalah hak warga, bukan hadiah yang ditunda-tunda karena urusan teknis yang tak kunjung rampung.

Jika ketidaktanggapan ini terus berlanjut, dikhawatirkan warga akan kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah desanya sendiri. Lebih jauh, masalah ini bisa berdampak pada kesehatan masyarakat, pencemaran air tanah, dan krisis lingkungan yang lebih besar.

Sudah saatnya Desa Parakansalak membuktikan bahwa mereka bukan hanya piawai menggelar rapat, tetapi juga mampu menghadirkan solusi nyata. Warga menunggu langkah konkret, bukan sekadar janji kosong.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *